sekolah gratis
(program 12 thn) belum dpt mengatasi permasalahan pendidikan di indo
Pemaparan kontra
(bagusin,sudah dpt mengatasi pendidikan)
Banyak orang
percaya bahwa melalui pendidikan yang benar, wawasan akan semakin bertambah dan
terbuka, pergaulan semakin luas, yang secara tidak langsung akan berdampak pada
peningkatan kualitas manusia sebagai media terjadinya perubahan status sosial
dan ekonomi yang semakin mensejahterakan hidupnya. Walaupun pernyataan ini
tidak mutlak, namun pengalaman mengatakan seperti itu, kalaupun toh ternyata
tidak membuahkan hasil, itu sifatnya kasuistis. Untuk itulah,
dalam rangka meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia Indonesia, mulai tahun 2012,
pemerintah merintis program wajib belajar 12 tahun atau hingga jenjang pendidikan
menengah.
cukup
Senjata:
Sebagai langkah
awal, siswa SMA/SMK juga bakal mendapat kucuran dana bantuan operasional
sekolah seperti yang selama ini diberikan kepada siswa jenjang pendidikan
dasar. ”
Dalam beberapa
tahun ke depan, kenaikan anggaran pendidikan nasional cukup tinggi. Untuk BOS
pendidikan dasar tahun 2012 sudah terpenuhi. Jadi, pemerintah mulai merintis
BOS untuk SMA/SMK/MA supaya wajib belajar 12 tahun terwujud. rintisan BOS untuk SMA/SMK/MA ini harus
dimulai ,karena sampai tahun 2014 salah satu fokus kebijakan pendidikan
nasional adalah mengatasi masalah keterjangkauan.
Jika program
perpanjangan wajib belajar ini diterapkan dengan sukses, maka penduduk muda
tersebut akan mendapat manfaat dari peningkatan akses pendidikan. Anak-anak ini
membawa peluang yang sangat besar.
Ketika mereka bergerak menuju pasar tenaga
kerja, mereka memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan per-kapita
nasional sebelum usia penduduk mengalami penuaan dan tingkat
ketergantungan meningkat. Untuk meraih keuntungan dari bonus demografi ini,
generasi yang disebut-sebut “generasi emas” oleh Mendikbud ini harus diberi
pendidikan yang lebih
Upaya meningkatkan pencapaian pendidikan sangat
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil serta mendorong pertumbuhan
Indonesia di masa datang. Menemukan sumberdaya untuk membiayai peningkatan ini dan pada
saat yang sama melakukan investasi pada hal-hal penting untuk meningkatkan
kualitas sistem pendidikan merupakan sebuah tantangan.
Tetapi temuan sumberdaya ini penting
dalam merealisasikan visi Menteri dalam mewujudkan sebuah sistem
pendidikan yang dapat membawa kaum muda ke dalam masa keemasan. baik, dan
kesempatan belajar hingga sekolah menengah.
Program 12
tahun dibiayai oleh program BOS,sehingga membuat program ini gratis. Program BOS oleh pemerintah ditunjukan untuk
meningkatkan fasilitas pendidikan. Misalnya, pembangunan gedung sekolah dan
beberapa sarana penunjang lainnya. Fasilitas pendidikan, diakui atau tidak
adalah merupakan sarana penting untuk menunjang kualitas pendidikan. Sarana
infrastruktur pendidikan yang baik akan memudahkan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman orang atas suatu bidang pembelajaran
Jika kita bertanya-tanya mengapa pendidikan 12
tahun itu perlu gratis?
Jika
kita masih mempertanyakan mengapa biaya pendidikan harus gratis maka sebaiknya
kita kembali ke tahun 1945 ketika kita memproklamirkan diri sebagai bangsa
Indonesia yang mer
deka
yang bercita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya.
Coba
pikir, bagaimana mungkin kita akan dapat mencerdaskan bangsa ini jika untuk
mendapatkan pendidikan dasar saja warga negaranya kesulitan karena pendidikan
yang dikelola oleh pemerintah mahal harganya? Apa gunanya kita merdeka jika
ternyata pendidikan dasar dengan kualitas burukpun harus kita peroleh dengan
biaya mahal? Mana berkah kemerdekaan yang kita cita-citakan sejak setengah abad
yang lalu tersebut? Apakah kita harus menunggu hingga satu abad baru cita-cita
kemerdekaan tersebut bisa kita peroleh? Cobalah tengok negara-negara maju atau negara-negara
tetangga. Tanpa gembar-gembor :”Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.” “Prioritas
utama pemerintahan kita adalah peningkatan kualitas SDM!”, “Tuntutlah ilmu
sampai ke negeri Cina”, “Menuntut Ilmu adalah kewajiban sejak dalam buaian
sampai liang kubur”, “Hanya dengan SDM yang berkualitas kita dapat membangun
negeri ini,” dan berbagai jargon-jargon politik lain, mereka secara otomatis
sejak semula sudah menggratiskan biaya pendidikan bagi warga negaranya.
Salah satu cara agar pendidikan di negara
kita merata adalah dengan mengadakan pendidikan gratis untuk setiap jenjang
pendidikan dan beasiswa. Kewajiban membayar iuran sekolah diambil alih oleh
pemerintah. Bahkan, murid juga memperoleh pinjaman buku dari perpustakaan
sekolah. Ketika sekolah tidak membebani masyarakat secara finansial, tentunya
para orang tua tidak memiliki lagi alasan kuat untuk tidak menyekolahkan
anak-anaknya. Sehingga, angka partisipasi sekolah pun akan meningkat.
Dengan adanya
pendidikan gratis, semua masalah pun dapat teratasi. Selain itu, pendidikan
gratis juga tidak lepas dari peran serta pemerintah daerah karena pemerintah
daerahlah yang mengaplikasikannya. Selain itu juga jika ada aturan yang jelas
tentang program wajib belajar12 tahun, maka tidak ada satupun orangtua yang membiarkan
anaknya tidak bersekolah, serta pemerintah dapat memberi sanksi terhadap
orangtua yang tidak menyekolahkan anak pada usia wajib belajar
Adapun dampak positif yang dapat terjadi karna wajib belajar 12
tahun adallah
Meratanya pendidikan di Indonesia
Tingkat pendidikan di Indonesia akan meningkat
Mencerdaskan para penerus bangsa
Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia
Negara dapat mengolah sumber daya alam sendiri tanpa bantuan
pihak asing
Tingkat pengangguran akan berkurang
Tingkat kemiskinan akan turun
Memajukan pendidikan dan perekonomian bangs
Pemaparan pro (jelek)
Pendidikan di
jenjang SMA/SMK dirasakan masih sulit dijangkau karena masalah biaya sekolah.
Hal ini terlihat dari angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah tahun
2009/2010 yang baru mencapai 69,6 persen. Jika wajib belajar 12 tahun benar 2 telah
siap, pemerintah akan menetapkan usia wajib belajar hingga SMA/SMK/MA. Untuk
pendidikan dasar, usia wajib belajar ditetapkan 7-18 tahun,namun kenyataan nya wajib belajar bukan solusi terbaik dari
pendidikan Indonesia yg semakin terpuruk ini.
SEJATINYA azas pendidikan itu adalah
memanusiakan manusia. Tapi nyatanya, masih banyak anak yang hak-haknya
dirampas. Mulai dari sisi fasilitas hingga beasiswa. Anak-anak yang berasal
dari kelas menengah atas justru kerap mendapatkan beasiswa, sementara anak-anak
cerdas yang berasal dari kelas menengah ke bawah malah terpinggirkan.
Kontradiktif. .malah dengan adanya pendidikan 12 tahun yang katanya gratis
ini,sulit dipercaya bahwa hak si miskin mendapatkan beasiswa dirampas juga.ini
buakn merupakan solusi yg tepat
Senjata:
Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melalui Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah, Hamid Muhammad mengaku masih ada kesulitan untuk mewujudkan
pendidikan wajib belajar 12 tahun.
mutu pendidikan
yang berkualitas harus didukung dengan pembiayaan yang mencukupi. Namun sampai
saat ini seperti yang dapat kalian lihat wajib belajar 12 tahun tidak bisa
menjadi solusi pendidikan Indonesia saat ini.
program wajib
belajar 12 tahun tidak akan berarti jika
tidak disertai dengan jumlah sekolah yang memadai,sampai saat ini jumlah
sekolah negeri di Indonesia untuk kalangan SD/SMP/SMA belum memadai sehingga
masih banyak anak tidak mampu yang tidak dapat bersekolah,
Menurut estimasi
Bank Dunia, dibutuhkan sekitar 6,4 juta sekolah tambahan untuk mengakomodir
semua anak usia 7-18 tahun – mayoritas di tingkat menengah atas(SMA)
.Jika pemerintah
dapat memenuhi separuh dari kebutuhan ini (jumlah sekolah yang tersedia saat
ini terbagi rata antara sekolah negeri dan sekolah swasta), dibutuhkan lebih
dari Rp. 60 triliun ($6 milyar) untuk biaya-biaya dasar seperti guru, ruang
kelas,fasilitas yg memadai dan input
pendidikan lainnya.
Namun demikian,
infrastruktur saja tidak cukup. Banyak sekali anak-anak yang putus sekolah,
bahkan sebelum memasuki tahap pendidikan menengah.
.Pemerintah
Indonesia kini berencana memperluas skema beasiswa untuk anak-anak keluarga
miskin; yg perkirakan rencana ini memerlukan tambahan anggaran sebesar Rp 8
triliun ($ 0,8 milyar). Alhasil, biaya untuk memperpanjang wajib belajar dari 9
ke 12 tahun dapat menyita seperlima dari seluruh anggaran negara saat inii
Masih sangat
banyak sekali kebutuhan negara kita saat ini,namun banyak tersita oleh biaya
pendidikan.kenyataan nya pada saat ini pemerintah sudah mengeluarkan biaya yg
cukup besar untuk pendidikan ,namun sekolah di Indonesia masih banyak yg belum
layak untuk proses kbm,serta fasilitas yang sangat tidak menunjang,dan jarak
sekolah yg cukup jauh.apakah bisa 12 tahun dikatakan solusi untuk pendidikan
Indonesia,saya rasa ini tidak efektif dan hanya menghambur2 kan uang saja
Anggaran
pendidikan saat ini sudah dialokasikan untuk program-program yang sudah
berjalan. Salah satu alokasi terbesar adalah program sertifikasi guru yang
menggandakan gaji para guru, dan alokasi ini akan terus bertambah seiring
dengan target Indonesia untuk mensertifikasi semua guru.Sementara itu, kualitas
pendidikan dasar masih rendah dan terdapat kebutuhan investasi untuk
meningkatkan pembelajaran murid.
Pertanyaan untuk
kontra : Lantas, bagaimana Indonesia dapat membiayai segala program pendidikan
ini tanpa jatuh kedalam jurang fiskal?
Menurut kami cara yang tepat ialah Dengan
merestrukturisasi anggaran, Pemerintah Indonesia dapat mengatasi inefisiensi
belanja pendidikan yang kini tengah terjadi. Misalnya, untuk masalah infrastruktur
sekolah: seperlima dari seluruh sekolah dasar di Indonesia hanya memiliki
90 murid dan rata-rata memiliki satu guru untuk setiap 10 siswa. Memang harus
diakui beberapa sekolah kecil melayani area terpencil dan berpopulasi jarang
(contoh soal, kawasan pegunungan di Papua), namun banyak sekolah-sekolah kecil
yang sebenarnya berlokasi di area padat penduduk. Sekitar 39 persen dari total
sekolah dasar di Jawa Timur – salah satu propinsi paling padat penduduk –
memiliki kurang dari 120 murid.
Dibanding negara-negara lain, rasio murid-guru di Indonesia tergolong cukup rendah – bahkan dibawah tingkat rasio untuk penyelenggaraan pendidikan berkualitas baik. Menurut kajian belanja publik terakhir di Indonesia (Bank Dunia 2013), 10% dari anggaran pendidikan bisa dihematkan jika rasio siswa-guru ditingkatkan ke tingkat rata-rata internasional.
Bukan berarti
harus ada sekolah yang ditutup atau guru yang dipecat – justru sebaliknya.
Sekolah-sekolah dan guru-guru yang ada dapat menjadi basis ekspansi sekolah
menengah. Jika didukung dengan program pelatihan guru dan program konversi
sekolah, saya rasa tidak membutuhkan program wajib belajar 12 tahun,yang
penting Indonesia mempunya tenaga pengajar yang mengutamakan kualitas.
SEJATINYA
azas pendidikan itu adalah memanusiakan manusia. Tapi nyatanya, masih banyak
anak yang hak-haknya dirampas. Mulai dari sisi fasilitas hingga beasiswa.
Anak-anak yang berasal dari kelas menengah atas justru kerap mendapatkan
beasiswa, sementara anak-anak cerdas yang berasal dari kelas menengah ke bawah
malah terpinggirkan. Kontradiktif. .malah dengan adanya pendidikan 12
tahun yang katanya gratis ini,sulit dipercaya bahwa hak si miskin mendapatkan beasiswa
dirampas juga.ini buakn merupakan solusi yg tepat
Bagaimana pula dengan nasib anak-anak yang haknya
memperoleh pendidikan dirampas oleh ekonomi keluarga yang membelit kehidupan
mereka. Anak-anak itu terpaksa bekerja membantu orangtuanya demi sesuap nasi
hari itu. Ini adalah Pekerjaan Rumah (PR) pemerintah, dan faktanya sudah
belasan tahun lalu persoalanan ini juga yang mengerucut. Percuma saja, program
wajib belajar sembilan tahun (gratis) slogan pemerintah. Gratis hanyalah slogan
untuk pemerintah,tapi untuk si miskin mana ada yg gratis.
anak-anak tidak
mendapatkan kesempatan waktu untuk belajar, karena waktunya termakan oleh
kesibukannya membanting tulang. Kecuali pemerintah mau menjadi penjamin
kehidupan anak dan keluarganya sampai kehidupan mereka menjadi mapan dan
mandiri. Apakah mungkin pemerintah mampu melakukan itu? Itu baru satu anak,
hitung saja ada berapa jumlah anak yang bernasib seperti itu di seluruh
Indonesia. Jika angkanya mencapai ribuan mungkin jutaan, mampukah pemerintah?
Pertanyaan :dari sisi mana anda bisa melihat keefektifan
program 12 tahun ini,tolong paparkan dengan real.
Kesimpulan: Persoalanan Hak Azasi Manusia (HAM) pendidikan
pun menyenggol para pendidik (guru). Artinya, masih banyak hak-hak guru yang
belum diberikan. Padahal tuntutan untuk menempah dan mencetak generasi-generasi
berkualitas di masa depan diserahkan penuh kepada guru, tapi asupan ‘gizi’
untuk memenuhi standar guru yang berkualitas kerap terlupakan. Padahal menurut
Abdi, tuntutan itu idealnya diikuti dengan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat
demi mengasah kualitas para pengajar di negeri ini.itu adalah point terpenting
dari solusi apapun J
Kebijakan pemerintah dalam menerapkan
Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu bukti pelanggaran HAM guru. Hak guru
dirampas dalam sistem UN. Guru adalah person terdekat bagi para siswa. Guru
yang paling tahu seperti apa kemampuan, kelebihan, kekurangan para siswa.
Hitungan hari dalam tiap semester sejak siswa duduk di kelas nol adalah fakta
yang tak bisa ditampik. Guru lah yang paling pantas untuk memberikan penilaian
kepada siswa-siswanya. Tapi hak-hak guru ini dirampas oleh pemerintah.
“Jika begitu, sebaiknya pemerintah
saja yang langsung mengajar siswa-siswa itu. Tak perlu lagi ada person-person
bernama guru,” ketus Abdi.
Dalam kacamata KAMG Medan, dari sisi
relugasi dan kebijakan pemerintah masih terlihat tidak serius. Pemerintah
menganggap, kualitas itu terletak pada angka. Artinya jika siswa-siswa
Indonesia mampu memperoleh angka nilai yang tinggi dalam sistem UN yang
diterapkan pemerintah. Maka nama Indonesia pun akan harum di mata luar negeri
karena berhasil mencetak siswa-siswa yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar